PESSEL, - Pembangunan bidang kesehatan untuk meningkatkan derajat dan kualitas kesehatan masyarakat terus dilakukan di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Salah satu upaya strategi yang dilakukan saat ini adalah mendorong masyarakat agar mampu memelihara kesehatannya, serta mengatasi gangguan kesehatan ringan secara mandiri dengan memanfaatkan tanaman obat keluarga (Toga) dan Akupressur atau pijat tradisional Indonesia.
Hal itu disampaikan Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Pessel, Mawardi Roska, saat penilaian kelompok Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional terkait pemanfaatan tanaman obat keluarga (Toga) dan keterampilan Akupressur di Nagari Tambang Kecamatan IV Jurai, Rabu (22/6).
Penilaian yang dilakukan oleh Tim Provinsi Sumbar yang dipimpin dr Vionaliza itu, juga dihadiri Ketua TP PKK Pessel, Yusneti Rusma Yul Anwar, Kepala Dinas Kesehatan Pessel, Syahrizal Antoni, Wali Nagari Tambang, Akbar Malik Mustafa, serta TP PKK Kecamatan IV Jurai, dan TP PKK Nagari Tambang.
"Upaya yang sudah dilakukan oleh Kelompok Asuhan Mandiri Melati Nagari Tambang dalam memanfaatkan Toga dan keterampilan Akupressur ini, pantas mendapatkan apresiasi dari pemerintah. Sebab pelayanan kesehatan tradisional asuhan mandiri dan Akupressur merupakan salah satu upaya dalam mengatasi masalah kesehatan secara mandiri sebagai pertolongan pertama, " katanya.
Melalui pengobatan tradisional dengan memanfaatkan Toga dan keterampilan Akupressur itu, dia berharap masyarakat dapat merubah paradigma serta mampu menjaga dan memelihara kesehatannya secara mandiri.
"Salah satu caranya adalah dengan mengolah tanaman obat tradisional yang ada di lingkungan sendiri. Tentunya diracik dengan benar, dosis yang tepat, diminum secara teratur, disertai dengan layanan pijat tradisional atau Akupressur melalui kader PKK yang sudah terlatih, " jelasnya.
Dia mengakui bahwa disaat orang berpikir, Kelompok Melati Nagari Tambang sudah berbuat.
"Berkat upaya itu, maka pantas Kelompok Asuhan Mandiri Melati Nagari Tambang ini, mendapat apresiasi dari pemerintah. Salah satunya melalui dorongan sebagaimana penilaian yang dilakukan oleh Tim Penilaian Kelompok Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional Provinsi Sumbar saat ini, " katanya.
Dia juga menyampaikan kedepannya masyarakat Pessel bisa memanfaatkan taman obat keluarga dalam melakukan penanganan dini saat mengalami sakit. Jika dalam satu atau dua hari tidak ada perubahan, maka segeralah bawah ke bidan atau ke dokter.
"Saya berharap program ini bisa terus dikembangkan guna meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Pessel di masa datang, "
Ketua Tim Penilai Kelompok Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional, dr Fionaliza, dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa Kelompok Melati Nagari Tambang di Kecamatan IV Jurai, masuk sebagai salah satu dari lima kelompok Asuhan Mandiri Kesehatan Tradisional yang dinilai oleh tim provinsi.
"Penilaian yang kita lakukan hari ini (kemarin red) merupakan yang ketiga setelah Kabupaten Tanah Datar dan Payakumbuh. Berikutnya penilaian juga kita lakukan di Kabupaten Padang Pariaman dan Sawahlunto, " jelasnya.
Disampaikannya bahwa kelompok terbaik akan diutus untuk mewakili Sumbar di tingkat nasional
"Tentunya ada reward yang akan diterima bagi pemenang nanti. Apa bentuknya belum bisa kita jelaskan sekarang, " ungkapnya.
Dijelaskan lagi bahwa Toga dan Akupressur memang kembali digiatkan untuk menjawab harapan pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, termasuk juga pelayanan pengobatan tradisional.
Berbagai obat obatan tradisional juga perlu dilakukan pengkajian. Sebab dalam prakteknya juga sangat membantu masyarakat dalam pengobatan.
"Bahkan obat tradisional ini tidak saja mengirit kantong, tapi juga bisa menambah isi kantong. Makanya PKK melalui dasawisma diminta bisa melakukan pengembangannya, dengan cara berkolaborasi dengan dinas kesehatan, " ingatnya.
Ketua Kelompok Asuhan Mandiri Melati, Zurhayati, mengatakan bahwa kelompok yang dibentuk sejak tahun 2018 itu, diawali dengan tingginya potensi pengembangan tanaman obat keluarga di sekitar lingkungan tempat tinggal di nagari itu.
"Melalui upaya yang kami lakukan itu, sehingga masyarakat mulai beralih dan memberikan kepercayaan kepada tanaman obat yang bermanfaat terhadap kesehatan, dengan tidak harus bergantung dengan obat-obatan kimia, " ujarnya.
Dijelaskan juga bahwa pihaknya bersama anggota Kelompok Asuhan Mandiri Melati selalu mengikuti kegiatan pelatihan, serta juga sosialisasi tentang Toga dan Akupressur di Puskesmas Salido.
"Melalui pelatihan dan sosialisasi yang kita lakukan itu, sehingga pemanfaatan Toga dan Akupressur sekarang terus berkembang di nagari yang memiliki 2.021 penduduk 557 kepala keluarga (KK) ini, " timpalnya. (*)